UNSUR-UNSUR
POKOK KONSELING
A. Karakteristik Klien dan
Konselor
1. Karakteristik Klien
Seorang klien memiliki
karakteristik seperti:
a.
Individu yang membutuhkan bantuan untuk
mengatasi masalahnya, terlebih lagi masalah-masalah yang mendesak dan
merisaukan dirinya.
b.
Individu yang belum mampu untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
c.
Individu yang belum mampu memahami dan
mengaktualisasikan dirinya.
d.
Individu yang belum mampu mengambil
keputusan sendiri.
Karakteristik
klien yang dianggap akan sukses dalam konseling adalah yang mempunyai ciri “YAVIS” (Young, Attractive, Verbal, Intellegent, Succesful).
Dengan ciri klien tersebut maka seorang konselor akan senang dengan klien itu
dan kemungkinan jalannya konseling akan berjalan dengan efektif. Sedangkan karakteristik
klien yang tidak disukai dan terkadang menjadi penghambat adalah “HOUND” (Homely, Old, Unintellegent, Non-Verbal,
Disadvantaged) atau “DUD” (Dumb, Unintellegent, Disadvantaged).
HOUND atau DUD
mungkin dapat menghambat proses konseling karena faktor penunjang suksesnya
konseling adalah adanya kemampuan dalam mengekspresikan diri dan menemukan
insight yang dapat membantunya untuk lebih memahami dirinya dari percakapannya
dengan konselor. Oleh karenanya, klien membutuhkan kemampuan untuk menganalisis
dan melakukan sintesis terhadap masukan yang diperolehnya.
Selain itu,
seorang klien juga memiliki karakteristik mengenai:
a. Kebutuhan
akan perubahan, terutama perubahan tingkah lakunya
b.Kenginan
untuk memiliki kesehatan mental yang baik
c. Ketergantungan
terhadap respon dari konselor
2. Karakteristik Konselor
a. Seorang
konselor harus dapat memahami dirinya sendiri terlebih dahulu sehingga dia pun
dapat memahami diri klien baik itu pikiran, perasaan, maupun pengalamannya.
b. Seorang
konselor harus bersifat netral dalam arti dia tidak bersifat menilai terhadap
nilai-nilai yang dipegang klien dan mengusahakan untuk kesejahteraan klien.
c. Seorang
konselor harus memiliki sifat empati terhadap kliennya.
d. Seorang
konselor harus memiliki sikap mau menerima, terbuka, akrab, hangat, dan
permisif.
e. Seorang
konselor paling tidak harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang banyak dan
luas sehingga dapat membantu mengatasi masalah klien.
f. Konselor
harus mempunyai kreatifitas sehingga dapat membuat klien tertarik dan suka
kepadanya.
g. Seorang
konselor harus dapat memotivasi dan memberikan harapan terhadap klien, karena
motivasi dari konselor tersebut biasanya dijadikan sebagai panutan dan
pegangannya.
h. Seorang
konselor harus dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia klien.
B. Harapan dalam Konseling
1.
Bagi
Klien atau siswa
a.
Memperoleh jawaban atau solusi dari
permasalahan yang dihadapinya.
b.
Membantu beradaptasi dengan orang lain
dan lingkungan.
c.
Dapat menentukan rencana pendidikan dan
karirnya di masa depan.
d.
Dapat mengembangkan dirinya dengan
optimal.
e.
Dapat mengambil keputusan sendiri.
2.
Bagi
Orang tua
a. Dapat
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi
anaknya sehingga beban orang tua pun berkurang.
b. Membantu
membina hubungan yang lebih baik antara keluarga dan sekolah.
c. Membantu
memberikan pengertian terhadap program pendidikan pada umumnya.
3.
Bagi
Guru
a. Dapat
membantu menuntaskan masalah yang dihadapi anak didiknya sehingga anak didik
tersebut dapat mengikuti proses belajar mengajar berjalan lancar dan efektif.
Dan hal ini dapat dibuktikan melalui hasil belajar yang baik.
b. Membantu
guru dalam hubungan dengan siswanya.
c. Membantu
dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program
pendidikan.
4.
Bagi
Administrasi atau Kepala Sekolah
a. Mendukung
kebijaksanaan dan mengurangi permasalahan yang terjadi.
b. Membantu
dalam pemilihan program studi dan pekerjaan.
c. Membantu
menyusun dan menyesuaikan data tentang murid yang bermacam-macam.
d. Sebagai
penengah antara sekolah dan masyarakat.
5.
Bagi
Instansi Pemerintah
a. Mengidentifikasi
orang-orang yang berbakat.
b. Memudahkan
dalam penempatan pekerjaan.
c. Dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
C. Tujuan Konseling
Tujuan konseling
secara umum adalah untuk perubahan tingkah laku, kesehatan mental yang baik,
pemecahan masalah klien, keefektifan pribadi, dan pembuatan keputusan. Namun,
tujuan konseling di sini dibedakan menjadi tujuan klien dan tujuan konselor.
1.
Tujuan
Klien
Tujuan klien datang menemui
konselor adalah untuk membantu mengatasi masalah klien, terutama masalah yang
sifatnya mendesak dan sedang dirisaukannya. Dalam hal ini, klien membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan dari konselor untuk membantu dalam menyelesaikan
masalahnya tersebut.
2.
Tujuan
Konselor
Tujuan konselor dalam konseling
sangatlah beragam, seperti yang dikemukakan oleh:
a. S.
Narayana Rao, (1984: 17)
Tujuan konseling dibedakan menjadi
tujuan sesaat dan tujuan jangka panjang. Tujuan sesaatnya seperti memahami
tingkah laku, memahami tingkah laku motivasi dan perasaan klien, dan agar klien
mendapatkan kelegaan. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk
menjadikan klien pribadi yang bermakna penuh.
b. Pietrofesa,
Leonard, dan Hoose
Tujuan konseling adalah untuk
menjadikan klien orang yang mampu menerima diri dan mengaktualisasikan dirinya
serta merupakan ekspektasi dari diri klien itu sendiri.
D. Unsur Pokok Penunjang Konseling
1. Penataan
Fisik
a. Tempat
berlangsungnya konseling
b. Fasilitas
yang mendukung proses konseling
c. Keadaan
lingkungan sekitar yang nyaman dan mendukung proses konseling
2. Bahasa
Non Verbal
a. Adanya
kontak mata antara klien dan konselor
b. Posisi
tubuh yang nyaman selama proses konseling
c. Ekspresi
wajah antara klien dan konselor
3. Kepribadian
konselor dan klien
4. Adanya
harapan dan tujuan antara klien dan konselor
5. Modal
yang dimiliki oleh konselor
DAFTAR PUSTAKA
Mappiare,
Andi. 2004. Pengantar Konseling dan
Psikoterapi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lesmana,
Jeanette Murad. 2005. Dasar-Dasar
Konseling. Jakarta: UI Press.
Djumhur,
I dan Moh Surya. 1981. Bimbingan dan
Penyuluhan di Sekolah. Bnadung: CV. Ilmu.
Jika ingin mengunduh materi di atas maka klik disini
0 komentar:
Posting Komentar
TULISKAN KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN :)