Blogger Widgets

Semarang State University

Universitas Negeri Semarang(Unnes) adalah universitas konservasi. Konservasi memang telah menjadi visi kami. Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera..

Peta Kampus Unnes

Universitas Negeri Semarang memiliki 8 fakultas yaitu FIP, FMIPA, FIS, FBS, FIK, FE, FT dan FH. Tidak sembarang kendaraan bisa masuk bebas di kampus selain di tempat parkir. Karena telah diberlakukan program transportasi ramah lingkungan semenjak 2 Januari 2013

Unnes Kampus Konservasi

Universitas Negeri Semarang (Unnes) bertekad mewujudkan kampus yang humanis. Salah satu upayanya dengan melaksanakan kebijakan tentang transportasi ramah lingkungan (green transportation). Pada hari dan jam kerja, kendaraan bermotor tidak dibolehkan masuk ke area kampus konservasi ini.

Konselor Muda

Bimbingan dan Konseling merupakan proses pemberian bantuan kepada individu untuk mengoptimalkan segala potensi agar dapat menyelesaikan masalah dengan tepat dan baik. Proses konseling hanya bisa dilakukan oleh orang yang ahli dan tidak bisa sembarang orang melakukan proses konseling.

Bahagia Itu Sederhana

Kebahagiaan yang kita peroleh tidak harus berasal dari segala sesuatu yang terbaik tetapi cukup dari satu hal kecil yang bisa membuat kita terseyum bahkan tertawa dan bebas berekspresi.

Rabu, 10 Desember 2014

PPT pembelajaran modern BK

Untuk mendownload materi yang berbentuk power point menarik mengenai pembelajaran modern dalam Bimbingan dan Konseling dapat di klik disini

Rabu, 03 Desember 2014

Penerapan interaksi sosial dalam layanan konseling kelompok


MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Depi Wulan Sari
ABSTRAK
Manusia merupakan mahkluk monodualisme yaitu makhluk individual dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia  melakukan suatu hal yang sesuai kehendaknya. Kemudian sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi, dewasa ini sering terjadi manusia berinteraksi dengan manusia lain karenan memang ada kebutuhannya saja tanpa melibatkan perasaan , simpati, dan sugesti. Melalui layanan konseling kelompok diasumsi dapat meningkatkan interaksi sosial karena bisa melibatkan perasaan.
Kata Kunci : Interaksi sosial, konseling kelompok
Pendahuluan
Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.  Interaksi sosial dapat terjadi oleh siapa, kapan, dan dimana saja. Interaksi sosial akan terjadi jika terdapat dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi, baik secara langsung seperti melalui kegiatan berbincang-bincang, berdiskusi, bahkan perkelahian maupun secara tidak langsung dengan bantuan alat komunikasi yang dewasa ini semakin canggih seperti handphone, telepon rumah, surat, dan sebagainya.
Manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Menjaga hubungan baik dengan orang lain adalah penting. Dikatakan penting karena manusia selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, membina hubungan baik dengan orang lain sangatlah diperlukan. Berinteraksi sosial tidak hanya berkomunikasi saja, melainkan melibatkan suatu perasaan atau emosional di semua pihak. Dewasa ini, seringkali interaksi sosial yang terjadi pada tempat tertentu bisa dikatakan kurang. Khususnya dikalangan mahasiswa saat ini, rasa individualis mulai tumbuh kembang dalam hati mereka. Banyak yang tidak saling kenal padahal satu kost. Ini menunjukkan bahwa interaksi sosial tidak terjadi penuh dikalangan mahasiswa.
Dari berbagai uraian diatas, diperlukan suatu hal yang dapat meningkatkan interaksi sosial pada individu satu dengan individu lainnya. Jadi rumusan masalah dalam artikel ini yaitu bagaimana cara meningkatkan interaksi sosial melalui layanan konseling kelompok. Sebenarnya, banyak cara untuk meningkatkan interaksi sosial. Akan tetapi, penulis lebih memilih cara melalui layanan konseling kelompok. Alasannya, dalam konseling kelompok akan melibatkan perasaan dan emosi antar anggota satu dengan anggota lainnya. 
Pembahasan
Interaksi Sosial         
Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti manusia akan selalu mengadakan hubungan dengan orang lain dalam memenuhi segala macam kebutuhannya. Sugiyo (2006:20) menjelaskan bahwa “interaksi interaksi ditentukan oleh waktu, situasi, dan kepentingan-kepentingan yang mengakibatkan terjadinya interaksi tersebut”. Jadi dalam berinteraksi sosial tidak melibatkan satu pihak saja, melainkan dua atau lebih dari dua pihak. Dalam berinteraksi bisa terjadi saling mempengaruhi dalam pikiran maupun tindakan. Kemudian ada dua syarat  berlangsungnya proses interaksi yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi (Mar’at dalam Sugiyo, 2006:21). Kontak sosial berarti seorang bisa berhubungan dengan orang lain baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi juga diperlukan sebagai syarat terjadinya interaksi sosial dimana komunikasi merupakan proses bertukar pesan atau pikiran dari pihak-pihak yang melakukan interaksi tersebut. Komunikan juga harus dapat menafsirkan pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pihak yang terlibat dalam komunikasi bisa disebut sebagai komunikan ketika memberi respon (mendengarkan) dan bisa juga disebut sebagai komunikator ketika akan menanggapi atau memberi informasi/pesan.
Sugiyo (2006:21) menjelaskan bahwa “interaksi sebenarnya merupakan proses yang cukup kompleks meskipun terlihat sederhana. Akan tetapi, yang terjadi adalah tidak sesederhana itu, perilaku individu didalamnya banyak  dipengaruhi oleh faktor – faktor psikologis”. Faktor – faktor yang mempengaruhi interaksi sosial diantaranya:
a.         Sugesti yaitu suatu proses pemberian pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga papndangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berpikir panjang.
b.        Imitasi yaitu proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Melalui proses imitasi seseorang dapat mempelajari nilai dan norma dalam masyarakat, dan dapat juga menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.
c.         Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang ikut merasakan apa yang dialami oleh orang lain, seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Dalam proses ini, perasaan memegang peranan penting. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis/sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih/kasih sayang.
d.        Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang yang dikagumi atau orang yang diidolakan. Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya
Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan  konseling di sekolah. Konseling kelompok pada  hakekatnya adalah wawancara, konseling antara konselor professional sebagai pemimpin kelompok untuk memecahkan masalah dengan pertimbangan pribadi para anggota kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Konseling kelompok  memberikan kemudahan dalam pertumbuhan  dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada individu untuk membuat perubahan-perubahan atau bertindak dengan memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dapat mengaktualisasikan diri. Layanan konseling kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk beriteraksi antarpribadi yang khas yang tidak mungkin terjadi  pada layanan konseling individu atau perorangan.

Setiap layanan yang ada pada bimbingan dan konseling, pastinya akan ada tujuan dari setiap layanan. Menurut Winkel (2004:593) tujuan layanan konseling kelompok yaitu..
a) Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya  dengan baik  dan menemukan dirinya sendiri. berdasarkan pemahaman diri itu dia  lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap  aspek-aspek positif dalam kepribadiannya.
b) Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan  berkomunikasi satu sama lain sehingga mereka dapat  saling  memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas  perkembangan yang khas pada fase perkembangan mereka.
c) Para anggota kelompok memperoleh kemampuan mengatur dirinya  sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontra  antar pribadi didalam kelompok dan kemudian juga dalam  kehidupan sehari-hari diluar kehidupan kelompoknya.
d) Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan  orang lain dan lebih marnpu menghayati perasaan orang lain.  Kepekaan dan penghayatan ini akan lebih mambuat mereka lebih  sensitif juga terhadap kebutuhan-kebutuhan dan perasaanperasaan sendiri.
e) Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu  sasaran yang  ingin mereka capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang  lebih konstruktif
f) Para anggota kelompok lebih berani melangkah maju dan menerima  resiko yang wajar dalam bertindak, dari pada tinggal diam dan tidak berbuat apa-apa.
g) Para anggota kelompok lebih menyadari dan menghayati makna dan  kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama,yang mengandung  tuntutan menerima orang lain dan harapan akan diterima orang lain.
h) Masing-masing anggota kelompok semakin menyadari bahwa halhal yang memprihatinkan bagi dirinya sendiri kerap  juga  menmbulkankan rasa prihatin dalam hati orang lain.  Dengan,  demikian dia tidak merasa teiisolir, atau seolah-olah hanya dialah  yang mengalami ini dan itu.


Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Layanan Konseling Kelompok
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Proses berlangsungnya interaksi harus ada syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut adalah kontak sosial dan komunikasi. Apabila tidak ada syarat tersebut, mustahil bila terjadi interaksi sosial. Interaksi antara individu yang satu dengan individu lainnya sangat berbeda sekali. Kadang ada individu yang mempunyai hubungan interaksi yang baik dengan lingkungannya, yaitu lingkungan interaksi dengan teman yang dekat dengan rumahnya, dengan teman kuliah atau sekolah dan yang tidak kalah pentingnya dengan masyarakat sekitar. Tetapi ada juga individu yang mempunyai hubungan interaksi sosial yang tidak baik juga dengan lingkungan – lingkungan ynag ada disekitarnya tersebut.
Individu yang tidak mempunyai  hubungan interaksi sosial yang baik, mungkin bisa disebabkan karena faktor – faktor tertentu. Faktor tersebut berupa faktor imitasi, identifikasi, simpati, empati, sugesti maupun motivasi. Disamping faktor interaksi tersebut juga mungkin disebabkan karena tidak adanya komunikasi diantara individu yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi ini sangat penting sekali dalam melakukan interaksi, karena jika tidak ada komunikasi dari kedua belah pihak, sangat mustahil bila interaksi tersebut dapat terjadi.
Sebenarnya interaksi sosial ini dapat dilakukan dimana, kapan, dan oleh siapa saja tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Salah satunya interaksi sosial yang terjadi dalam layanan konseling kelompok. Anggotanya enam sampai sepuluh orang dan sebelumnya kadang ada yang belum kenal. Mereka dipandu oleh seorang konselor untuk menceritakan masalah pribadi mereka yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kemudian setelah mereka masing-masing menceritakan masalahnya, akan dipilih salah satu masalah yang menarik untuk dibahas dan diselesaikan sesuai dengan persetujuan anggota kelompok. Walaupun mereka belum kenal lama setelah membahas suatu masalah dari salah satu anggota kelompok akan ada rasa simpati, empati, sugesti  pada salah satu anggota kelompok yang dibahas masalahnya. Tentunya hal tersebut dapat mempengaruhi interaksi sosial dalam anggota kelompok tersebut. Hubungan yang terjadi akan tambah erat karena adanya rasa empati, simpati maupun sugesti dalam pembahasan masalah walaupun sebelumya mereka tidak saling kenal.


Penutup
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Dalam melakukan interaksi, harus ada syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut adalah kontak sosial dan komunikasi. Disamping syarat tersebut, juga ada faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial itu sendiri, yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati. Dalam layanan konseling kelompok dimana ada pembahasan masalah pada salah satu anggota dapat mempererat hubungan antaranggota kelompok walaupun sebelumnya ada yang saling tidak mengenal tetapi bisa memiliki rasa empati maupun simpati yang mempengaruhi interaksi sosial


Daftar Rujukan
Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial. FIP UNNES
Winkel, W.S dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi

Jika ingin mendownload materi di atas klik disini