ORIENTASI,
RUANG LINGKUP, VISI, MISI, PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING
Disusun
oleh :
Ade Setya (1301413091)
Ana Rahmatun (1301413131)
Depi Wulan Sari (1301413109)
Ilaria Nur ( )
JURUSAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT tuhan penguasa alam karena berkat rahmat
dan hidayah serta karunia yang luar biasa akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Proses penyusunan makalah memerlukan waktu yang tidak terlalu
panjang karena hanya mencakup suatu teori yang tidak terlalu sulit didapatkan
dari buku-buku referensi maupun internet.
Ucapan
terima kasih penulis sampaikan untuk kedua orang tua yang telah mendoakan serta
membimbing hingga akhirnya bisa menjadi seperti ini. Penulis juga tak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Tentu
masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Baik dalam hal bahasa maupun penguasaan materi secara
komprehensif. Kritik dan saran yang membangun diharapkan oleh penulis demi
perbaikan makalah-makalah di kemudian hari. Semoga tugas ini bermanfaat, amin.
Semarang,
23 September 2013
Penulis
|
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………………… i
Daftar Isi
….………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………… 2
C. Tujuan……………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Orientasi
Bimbingan dan Konseling………………………………… 3
B. Ruang
Lingkup Bimbingan dan Konseling…………………………. 6
C. Visi
Bimbingan dan Konseling……………………………………... 9
D. Misi
Bimbingan dan Konseling……………………………………… 10
E.
Paradigma Bimbingan dan
Konseling……………………………….. 10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan……………………………………………………………….. 12
B.
Saran…………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah orientasi yang biasa
diartikan dengan pengenalan. Akan tetapi dalam hal ini orientasi yang dimaksud
adalah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”. Misalnya, seseorang yang
berorientasi ekonomi dalam pergaulan , maka ia akan menitikberatkan pandangan
atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan
oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang lain. Yang sering menjadi pertanyaan
adalah hal – hal apakah yang menjadi pusat perhatian konselor dalam
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Hal inilah yang menimbulkan
konsep tentang orientasi bimbingan dan konseling.
Ditambah
lagi penjelasan mengenai ruang lingkup bimbingan dan konseling yang berarti hal
– hal yang ada disekitar lingkungan bimbingan dan konseling atau daerah tempat
dilaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling.Pelayanan bimbingan dan
konseling memiliki peranan penting, baik bagi individu yang berada dalam
lingkungan sekolah maupun masyarakat pada umumnya. Bimbingan dan konseling juga
memiliki Visi misi yang merupakan tujuan
pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam makalah ini juga akan diberi
penjelasan lagi mengenai paradigma bimbingan dan konseling yang merupakan
konsep tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang untuk menanggapi
bimbingan dan konseling.
B.
Rumusan
Masalah
1. Hal-hal
apakah yang menjadi pusat perhatian konselor dalam menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana
peranan bimbingan dan konseling pada masing – masing ruang lingkup kerjanya?
3. Apa
saja visi dan misi bimbingan dan konseling?
4. Bagaimanakah
paradigma bimbingan dan konseling ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui hal-hal apakah yang menjadi pusat perhatian konselor dalam
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.
2. Untuk
mengetahui bagaimana peranan bimbingan dan konseling pada masing – masing ruang
lingkup kerjanya.
3. Untuk
mengetahui visi dan misi bimbingan dan konseling.
4. Untuk
mengetahui bagaimana paradigma bimbingan dan konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Orientasi
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling
mempunyai 3 orientasi. Orientasi yang dimaksud disini
adalah ”pusat perhatian” atau ”titik berat pandangan”, sedangkan orientasi
bimbingan dan konseling sendiri dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Orientasi
perorangan
Orintasi ini menghendaki agar konselor menitikberatkan pandangan pada siswa
secara individual. Pemahanan konselor yang baik terhadap keseluruhan siswa
sebagai kelompok dalam kelas itu penting juga, tetapi arah pelayanan dan
kegiatan bimbingan ditujukan kepada masing-masing siswa. Dalam hal ini individu
diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang memberikan pengaruh
terhadap individu. Kelompok dimanfatkan sebesar-besarnya untuk
kepentingan individu, dan bukan sebaliknya. Pemusatan perhatian terhadap
individu tersebut bukan berarti mengabaikan kepentingan kelompok, akan tetapi
kepentingan kelompok diletakkan dengan wajar dalam timbal baliknya antara
individu dan kelompoknya.
Kepentingan
kelompokn dalam arti misalnya keharuman nama dan citra kelompok, kesetiaan pada
kelompok, dan sebagainya, tidak akan terganggu pada oleh pemusatan pada
kepentingan dan kebahagiaan individu yang menjadi anggota kelompok itu. Apabila
secara individual para anggota kelompok itu dapat terpenuhi kepentingannya dan
merasa bahagia maka kepentingan kelompok pun akan terpenuhi pula. Lebih – lebih
lagi, pelayanan bimbingan dan konseling yang berorinetasikan individu itu sama
sekali tidak boleh menyimpang dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam
kelompok sepanjang nilai-nilai itu sesuai dengan norma-norma umum yang berlaku.
Menurut
Prayitno (2004:235) sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan
dalam bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
a.
semua kegiatan yang
di selenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan bagi
peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu yang menjadi sasaran
layanan.
b.
Pelayanan bimbingan dan
konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami
kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-motivasinya dan kemampuan-kemampuan
potensialnya, yang semuanya unik, serta untuk membantu individu agar dapat
menghargai kebutuhan, motivasi dan potensinya itu kearah pengembangannya yang
optimal, dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungannya.
c.
Setiap klien harus diterima
sebagai individu dan harus ditangani secara individu.
d.
Merupakan tanggung jawab konselor
untuk memahami minat, kemampuan dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan
program-program pelayanan dengan kebutuhan klien secepat mungkin.
2.
Orientasi Perkembangan
Orientasi ini lebih menekankan pada pentingnya peran perkembangan yang
terjadi pada saat ini dan yang akan terjadi pada masa mendatang pada diri individu.
Bimbingan sendiri memberikan
kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjadi alur perkembangannya, menuju
kematangan dalam perkembangannya itu.
Orientasi perkembangan menurut Ivey dan Rigazio (dalam Prayitno 2004)
merupakan cirri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Dalam setiap tahap
perkembangan individu, akan mengalami permasalahan, dan permasalahan yang
dihadapi individu dapat diartikan sebagai terhalangnya perkembangan. Menjadi
tugas setiap konselor dan klien untuk berkerjasama menghilangkan penghalang
itu, demi mencapai perkembangan klien yang optimal.
Thompson dan Rudolf (1983), secara khusus melihat perkembangan individu
dari sudut perkembngan kognisi. Dalam pendapat tersebut, terdapat pula hambatan-hambatan
kognisi dalam empat bentuk, yaitu:
a.
Hambatan egosentrisme, yaitu ketidakmampuan melihat
kemugkinan lain di luae apa yang dipahaminya.
b.
Hambatan konsentrasi, yaitu ketidakmampuan untuk
memusatkan perhatian pada satu aspek hal.
c.
Hambatan reversibilitas, yaitu ketidakmampuan
menelusuri alur yang terbalik dari alur yang dipahami semula.
d.
Hambatan reformasi, yaitu ketidakmampuan meletakkan
sesuatu pada susunan urutan yang diterapkan.
3.
Orientasi Permasalahan
Diketahui
dan diyakini bahwa perjalanan hidup manusia dan proses perkembangannya ternyata
tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Padahal tujuan umum
bimbingan dan konseling sejalan dengan tujuan hidup dan perkembangan itu
sendiri yaitu kebahagian. Hambatan dan rintngan dalam perjalan hidup
pastilah akan menganggu tercapainya kebahagian itu. Oleh sebab itu kemungkinan
timbulnya hambatan dan rintangan perlu diwaspadai.
Orientasi masalah secara langsung bersangkut paut dengan fungsi pencegahan dan
fungsi pengentasan. Sehubungan dengan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah maka guru pembimbing sebagai orang yang bertanggung jawab
dalam perkembangan siswa memperhatikan permasalahan siswa asuhnya secara
perorangan terutama yang sedang dialami siswa. Jika siswa bermasalah, guru
pembimbing bertanggung jawab membantu pengentasannya. Jika ia tidak bermasalah,
guru pembimbing tetap waspada melakukan berbagai upaya pencegahan agar siswa
tersebut tidak mengalami masalah. Guru pembimbing teramat peduli terhadap permasahan
seluruh siswa asuhnya secara perorangan. Semua masalah yang di alami oleh siswa
secara peroramgan tertangani secara baik oleh guru pembimbing. Guru
pembimbingan adalah “sang pembebas” bagi setiap siswa asuhnya : orang
yang paling terpercaya dan yang paling diharapkan untuk memberikan “pencerahan”
manakala siswa mengalami keadaan suram. Guru pembimbing
adalah tumpuan harapan, mana kala siswa mengalami kebuntuan,
kegoncangan ataupun keputusasaan.
B. Ruang Lingkup Kerja Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Ruang Lingkup dari segi Pelayanan:
a. Pelayanan Bimbingan Konseling di
Sekolah
Keterkaitan
antara bidang pelayanan bimbingan konseling dan bidang-bidang lain. Terdapat tiga bidang pelayanan
pendidikan yaitu;
1) Bidang
kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan dan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran yaitu
keterampilan, sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.
2) Bidang
administrasi dan kepimpinan, yaitu bentuk-bentuk kegiatan perencanaan,
pembiayaan, prasaraan dan saran fisik, dan pengawasan.
3) Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang
meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan
secara individual.
b. Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling di Luar Sekolah
1) Bimbingan dan Konseling Keluarga
Mutu kehidupan
di dalam masyarakat sebagian besar ditentukan oleh mutu keluarga. Pelayanan
Bimbingan Konseling keluarga bertujuan menangani permasalahan dalam sesebuah
keluarga seperti penceraian dan sebagainya.
2). Bimbingan dan Konseling dalam
Lingkungan Yang Lebih Luas
Permasalahan
masyarakat juga berlaku di lingkungan perusahaan, industri, kantor-kantor dan lembaga kerja lainnya serta
organisasi masyarakat seperti panti jompo, rumah yatim piatu dan lain-lain yang
tidak terlepas dari masalah dan memerlukan jasa bimbingan konseling.
2. Ruang
Lingkup dari segi Fungsi: Memberi kemudahan dalam tindakan konseling (pada
konselor)
Fungsi
Bimbingan Konseling:
a.
Fungsi
pemahaman
Dalam fungsi pemahaman. Terdapat beberapa hal
yang perlu kita pahami, yaitu:
Pemahaman tentang masalah klien. Dalam
pengenalan, bukan saja hanya mengenal diri klien, melainkan lebih dari itu,
yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan
kelemahannya, serta kondisi lingkungan klien. Pemahaman tentang masalah klien yiatu
pemahanman tentang lingkungan yang ”Lebih Luas”. Lingkungan klien ada dua, ada
sempit dan luas. Lingkungan sempit yaitu kondisi sekitar individu yang secara
langsung mempengaruhi individu, contohnya rumah tempat tinggal, kondisi sosio
ekonomi dan sosio emosional keluatga, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan yang
lebih luas adalah lingkungan yang memberikan informasi kepada individu, seperti
informasi pendidikan dan jabatan bagi siswa, informasi promosi dan pendidikan
tempat lanjut bagi para karyawan, dan lain-lain.
b.
Fungsi
pencegahan
Fungsi pencegahan ini berfungsi agar klien
tidak memasuki ketegangan ataupun gangguan tingkat lanjut dari hidupnya agar
tidak memasuki hal-hal yang berbahaya tingkat lanjut, yang mana perlu
pengobatan yang rumit pula.
c.
Fungsi
pengentasan
Dalam bimbingan dan konseling, konselor bukan
ditugaskan untuk mengental dengan menggunakan unsur-unsur fisik yang berada di
luar diri klien, tapi konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan
yang berada di dalam diri klien sendiri.
d.
Fungsi
pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala
yang baik yang ada pada diri individu, baik hal yang merupakan pembawaan,
maupun dari hasil penembangan yang telah dicapai selama ini. Dalam bimbingan
dan konseling, funsi pemeliharaan dan pengembang dilaksanakan melalui berbagai
peraturan,kegiatan dan program.
3. Ruang
Lingkup dari segi Sasaran:
a. Perorangan / individual;
Pengembangan
kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan
minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya secara realistik.
b. Kelompok
Bimbingan
dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan
satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada
sejumlah orang.
4. Ruang
Lingkup dari segi :
a. BK Pendidikan: Siswa, prestasi,
pergaulan dll.
Pengembangan
kemampuan belajar, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
b. Bimbingan Konseling Karir: Pekerja,
motivasi, dll
Pengembangan
karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami
dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
5. Ruang
Lingkup dari segi Sosial Budaya:
Pengembangan
kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan
sosial yang lebih luas.
- Visi
Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
suatu profesi yang menunjang tinggi kemuliaan, harkat dan martabat manusia dan
menempatkan pelayanan yang berkualitas dan penuh makna bagi sasaran layanan
yaitu klien.
Guru pembimbing (konselor sekolah) sebagai
tenaga fungsional pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah harus
benar-benar mengetahui dan memahami kemana arah dari pekerjaan yang mereka
geluti, untuk apa pelayanan itu dilaksanakan dan bagaimana pelayanan BK itu
dilaksanakan. Oleh sebab itu, para guru pembimbing harus mengetahui visi BK.
Visi
bimbingan
dan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan
melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan
bahagia.
- Misi Bimbingan
dan Konseling
Untuk mewujudkan cita-cita atau keinginan
dari profesi BK itu perlu usaha. Dari visi menjadi misi. Misi itu apa ? secara
sederhana misi itu adalah sesuatu yang dipikul untuk mewujudkan visi. Berdasarkan
visi tersebut terdapat tiga misi yang diemban bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Misi pendidikan; mendidik peserta
didik melalui pengembangan perilaku efektif
normatif dalam kehidupan keseharian dan yang terkait masa depan.
2.
Misi pengembangan; memfasilitasi
perkembangan individu di dalam satuan pendidikan formal ke arah perkembangan
optimal melalui strategi upaya pengembangan lingkungan belajar dan lingkungan
lainnya serta kondisi tertentu sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat.
3.
Misi pengentasan masalah; membantu
dan memfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan
sehari-hari yang efektif.
- Paradigma Bimbingan dan Konseling
Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan
konseling, yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial,
klinis, dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi
perkembangan dan preventif. Pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan
(Developmental Guidance and Counseling), atau bimbingan dan konseling
komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan
konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan,
pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas
perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli,
sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar
(standard based guidance and counseling). Standar dimaksud adalah standar
kompetensi kemandirian
Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor
dengan para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah,
guru-guru, dan staf administrasi), orang tua konseli, dan pihak-pihak ter-kait
lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan
dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di
Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar
dapat mengem-bangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi
konseli, yang meliputi as-pek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait
dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi
biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bimbingan dan konseling mempunyai 3
orientasi. Orientasi yang dimaksud adalah pusat perhatian atau titik berat
pandangan. Orientasi perorangan menghendaki
agar konselor menitikberatkan pandangan pada siswa secara individual. Orientasi
perkembangan lebih menekankan pada pentingnya peran perkembangan
yang terjadi pada saat ini dan yang akan terjadi pada masa mendatang pada diri
individu. Orientasi permasalahan secara langsung bersangkut
paut dengan fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan. Sehubungan
dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah maka guru pembimbing sebagai
orang yang bertanggung jawab dalam perkembangan siswa memperhatikan
permasalahan siswa asuhnya secara perorangan terutama yang sedang dialami
siswa.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling ada 5 (lima) dipandang dari
segi pelayanan, fungsi, bimbingan konseling pendidikan dan karir, sosial
budaya. Semuanya memiliki peranan sesuai lingkup kerjanya.Dalam menjalankan
pelayanan tentunya bimbingan dan konseling mempunyai visi dan misi sebagaimana
yang sudah dijelaskan diatas.
Paradigma
bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas
dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya
lingkungan peserta didik.
B.
Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya. Apabila dalam penulisan makalah ini
ada kesalahan, kami atas nama penulis memohon untuk memberikan kritik, saran
dan masukannya untuk membangun agar menuju kesempurnaan.
DAFTRA
PUSTAKA
http://iwaragill.blogspot.com/2013/02/orientasi-bimbingan-konseling.html
Prayitno.2004.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Untuk mendownload materi di atas klik disini
0 komentar:
Posting Komentar
TULISKAN KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN :)