A.
SKIZOFRENIA
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan
menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan
suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu
kala.Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya
sangat kurang. Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas,
sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara
bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul
serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak
diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak ” cacat ”.
B. DEPRESI
Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan,
rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. Depresi juga dapat
diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang
ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak
berguna, putus asa dan lain sebagainya. Depresi adalah suatu perasaan sedih dan
yang berhubungan dengan penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan pada
diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam.
Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood
mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan
bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga
diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan
datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul
sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai.
Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak
kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi. Individu yang
menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat
dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan
berkurangnya aktifitas. Depresi dianggap normal terhadap banyak stress
kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa
penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang
mulai pulih.
C. KECEMASAN
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang
pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi
masalah yang dihadapi sebaik-baiknya. Suatu keadaan seseorang merasa khawatir
dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik. Penyebabnya
maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali. Intensitas
kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.Menurut
Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat
tingkatan yang meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik
D. GANGGUAN
KEPRIBADIAN
Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan
kepribadian (psikopatia) dan gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada
orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan
bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan gangguan intelegensi sebagaian besar
tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi
gangguan kepribadian: kepribadian paranoid, kepribadian scizoid, kepribadian
chizotypal, kepribadian borderline, kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif,
kepribadian avoidant, kepribadian histrionik, kepribadian antisosial,
Kepribadian narcissistic, kepribadian dependent
E. GANGGUAN
MENTAL ORGANIK
Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau
non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan
fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama
mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu
itu luas , maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak
tergantung pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi
tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan
sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan
tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat gangguan otak pada suatu penyakit
tertentu daripada pembagian akut dan menahun.
F. GANGGUAN
PSIKOSOMATIK
Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan
fungsi badaniah. Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan
sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang
dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan psikosomatik dapat disamakan
dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi
faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.
G. RETARDASI
MENTAL
Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa
yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya
hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada
tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa,
motorik dan social.
H. GANGGUAN
PERILAKU PADA MASA ANAK DAN REMAJA
Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku
yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat.
Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan
pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari
lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi.
Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum
dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Pada gangguan otak seperti
trauma kepala, ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan
kepribadian.Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku anak, dan sering
lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat diubah, maka dengan demikian
gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dicegah.
I. NEURASTHENIA
Dalam istilah kedokteran, diartikan sebagai lemah
syaraf, keadaan lemah sususan syaraf yang mudah kena rangsangan, hal pemarah
dan sempit hati yang sangat disertai kehilangan tenaga badan, ada yang bawaan
sejak lahir, ada yang karena sakit, keracunan tau rohani terlalu payah atau
telah berat penderitaannya
Menurut peru, neurastenia terjadi sebagai akibat dari
kepayahan yang terjadi karena lamanya orang itu mengalami konflik jiwa yang
menguasainya, akibat dari itu syarafnya terpengaruh oleh perubahan kimiawi yang
terjadi pada makhluk hidup dan yang pertama diserangnya adalah syaraf.
Gejala – gejala pokok neurastenia adalah :
1.
Kelemahan umum
2.
Merasa tidak enak
3.
Tidak mampu meneruskan pemikiran tentang masalah
tertentu
4.
Sukar mengingat dan konsentrasi
5.
Terlalu lamban dan setiap waktu akan roboh
6.
Sangat peka terhadap cahaya dan suara
Gejala – gejala sekunder neurastenia adalah:
1.
Tidak bisa tidur
2.
Sakit kepala yang kadang serasa menekan
3.
Menyangka – nyangka sakit
4.
Dikuasai pemikiran tentang mati
5.
Takut akan penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar
TULISKAN KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN :)