Blogger Widgets

Semarang State University

Universitas Negeri Semarang(Unnes) adalah universitas konservasi. Konservasi memang telah menjadi visi kami. Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera..

Peta Kampus Unnes

Universitas Negeri Semarang memiliki 8 fakultas yaitu FIP, FMIPA, FIS, FBS, FIK, FE, FT dan FH. Tidak sembarang kendaraan bisa masuk bebas di kampus selain di tempat parkir. Karena telah diberlakukan program transportasi ramah lingkungan semenjak 2 Januari 2013

Unnes Kampus Konservasi

Universitas Negeri Semarang (Unnes) bertekad mewujudkan kampus yang humanis. Salah satu upayanya dengan melaksanakan kebijakan tentang transportasi ramah lingkungan (green transportation). Pada hari dan jam kerja, kendaraan bermotor tidak dibolehkan masuk ke area kampus konservasi ini.

Konselor Muda

Bimbingan dan Konseling merupakan proses pemberian bantuan kepada individu untuk mengoptimalkan segala potensi agar dapat menyelesaikan masalah dengan tepat dan baik. Proses konseling hanya bisa dilakukan oleh orang yang ahli dan tidak bisa sembarang orang melakukan proses konseling.

Bahagia Itu Sederhana

Kebahagiaan yang kita peroleh tidak harus berasal dari segala sesuatu yang terbaik tetapi cukup dari satu hal kecil yang bisa membuat kita terseyum bahkan tertawa dan bebas berekspresi.

Minggu, 04 Januari 2015

Penyebab Gangguan Kesehatan Mental Anak Dalam Keluarga




2.1    SEBAB-SEBAB GANGGUAN KESEHATAN MENTAL ANAK DALAM KELUARGA

Ada beberapa kondisi yang bisa menggangggu kesehatan mental anak, kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
2.3.1        Pertentangan Norma dalam Keluarga
Pertentangan norma dalam keluarga bisa terjadi dalam bentuk:
1)   Pertentangan norma antara ayah dengan ibu terhadap tingkah laku anak.
2)   Pertentangan norma antara norma orang tua dengan norma kelompok anak.
3)   Pertentangan norma antara norma orang tua dengan norma masyarakat.
4)   Pertentangan antara norma keluarga dengan realitas dalam kehidupan.
Akibat yang mungkin terjadi pada anak:
1)   Anak mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan keluarga maupun masyarakat.
2)   Dari hasil penelitian, orang tua anak nakal lebih banyak saling bertentangan (14,52%) sedang pada anak biasa lebih sedikit (7,62%).
3)    Bila pertentangan norma dalam keluarga ini sampai mengakibatkan keluarga itu pecah, maka akibatnya semakin fatal; dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ± 51% anak delnquent berasal dari broken home, dan 49% masih hidup bersama (Simandjuntak, 1983: 133 dalam Prasetyo dan Sutoyo, 2000: 48).

2.3.2        Frustasi dalam Keluarga
Frustasi dalam keluarga ini disebabkan beberapa hal, antara lain: depresi ekonomi, keadaan darurat perang, dan meninggalnya salah satu atau kedua orang tua. Keadaan ini menyebabkan anak mengalami frustasi lazim dikenal dengan istilah “Frustasi Ekstern”.
Ada pula frustasi intern, frustasi ini timbul dari sebab-sebab yang sifatnya tidak begitu rasional tetapi berakibat serius misalnya seorang anak mempunyai keinginan yang kuat tetapi karena orang tua terlalu keras atau mungkin karena tidak mau memahami keinginan anak.
Akibat yang mungkin terjadi pada anak yaitu:
1)   Anak menyesali dirinya sendiri.
2)   Anak mengalami konflik batin.
3)   Dari penelitian terhadap anak nakal diperoleh keterangan bahwa anak-anak yang tidak pernah menceritakan keinginannya pada orang tua adalah lebih besar; pada anak-anak nakal 37%, pada anak-anak biasa 15%  (Simandjuntak, 1983: 135 dalam Prasetyo dan Sutoyo, 2000: 48).

2.3.3        Penolakan Anak oleh Orang Tua
Sikap ini muncul karena peneriamaan orang tua yang salah terhadap lahirnya anak, hal itu terjadi karena anak lahir kurang/tidak dikehendaki; ini terjadi karena hubungan suami istri yang tidak sah/atau di luar nikah, atau mungkin karena anak dirasa sudah cukup.
Akibat yang mungkin terjadi pada anak yaitu:
1)   Anak tidak merasa bahagia.
2)   Timbul rasa berontak kepada orang tua atas perlakuan yang mereka terima.
3)   Rumah dirasa sebagai tekanan sehingga anak ingin lari dari rumah.
4)   Anak menjadi tidak lancar bergaul.
5)   Anak cenderung menyendiri dan mengasingkan diri dari pergaulan.
6)   Anak menjadi agresif, apatis, dan tidak tenang.
7)   Takut terhadap banyak hal dan kurang afeksi yang normal terhadap orang lain.
 2.3.1        Kehilangan Pemeliharaan Ibu
Tidak semua ibu dapat memelihara langsung kepada anaknya, banyak terjadi ibu menyerahkan sebagian besar tugas memelihara anak ini kepada pembantunya atau saudaranya. Hal ini disebabkan karena:
1)   Karena ibu harus bekerja sehari-hari.
2)   Karena ibu menderita sakit yang cukup lama.
3)   Suasana rumah tangga yang tidak tenang, misal ayah yang pemabuk, sering cek-cok dengan ibu.
Menurut Prof. Dr. Mustofa Fahmi, akibat yang bisa terjadi pada anak yaitu:
1)   Bila tidak mendapat pemeliharaan ibu sejak usia 1-4 tahun maka akan mengakibatkan pertumbuhan jasmani, rohani, dan sosialnya akan terlambat.
2)   Jika anak semakin lama tinggal di yayasan dan jauh dari lingkungan keluarga, semakin menurun pula pertumbuhannya.
3)   Anak nakal lebih banyak diperoleh dari rumah tangga yang anggota keluarganya lebih sering tidak ada di rumah.

2.3.2        Anak Merasa Kurang Diperhatikan atau Kurang Disayangi
Ada beberapa sebab anak merasa kurang disayangi oleh orang tuanya, antara lain adalah:
1)   Orang tua kurang memperhatika pemeliharaan anak.
2)   Terpisahnya anak dari orang tua.
3)   Ancaman dengan berbagai hukum.
4)   Terlalu banyak peringatan kepada anak.
5)   Menghina anak dengan beberapa macam bentuk.
6)   Bapak atau ibu sering menggerutu bila anak meminta sesuatu kepadanya.
Akibat yang mungkin timbul pada anak:
1)   Anak melakukan berbagai tindakan untuk menarik perhatian orang tuanya, misalnya: teriakan, tertawa keras, menggerutu, mengeluh, nakal, dan merusak barang-barang.
2)   Menarik perhatian orang tua supaya menjaganya, misalnya: mengaku sakit berkali-kali, tidak mau makan, ngompol.
3)   Berontak, agresif, dan keras kepala.
4)   Tingkah laku yang menunjukkan keperihan, iri, tidak puas, dendam, dan acuh tak acuh.
2.3.1        Toleransi Orang Tua Berlebihan Terhadap Anak
Beberapa hal yang menyebabkan orang tua terlalu toleran (pemaaf) terhadap anaknya antara lain:
1)   Hubungan suami istri yang tidak didasari rasa kasih sayang, menyebabkan ibu lebih memanjakan anak.
2)   Tidak terpenuhinya kebutuhan seksual pada istri.
3)   Ayah si anak meninggal dunia dan sering kali pergi, sehingga ibu lebih perhatian secara berlebihan.
4)   Karena nenek terlalu sayang kepada cucunya.
5)   Ibu yang pada waktu kecilnya dulu kurang kasih sayang orang tuanya.
6)   Karena orang tua mengambil alih (identifikasi) terhadap tingkah laku orang tua mereka terhadap mereka pada waktu kecil.
Akibat negatif yang timbul pada anak:
1)   Emosi tidak matang (masih seperti anak kecil walau sudah dewasa).
2)   Anak tidak pandai mengisi waktu sendirian.
3)   Anak tidak merasakan tanggung jawab dan tidak menghargai tanggung jawab.

2.3.2        Pemeliharaan yang Berlebihan
Bentuk-bentuknya antara lain:
1)   Orang tua terlalu memperhatikan kesehatan anaknya.
2)   Orang tua yang terlalu cemas terhadap keselamatan anak-anaknya dari bahaya.
3)   Sering datang ke sekolah karena takut tentang macam pelajaran yang diberikan kepada anaknya di sekolah.
4)   Orang tua merasa sengsara apabila mendengar anaknya mengucapkan kata-kata kkurang sopan sehingga sangat mengawasinya.
5)   Orang tua berlebihan dan aturan dalam menjaga kebersihan, makanan, dan kesehatan anaknya.




Macam-Macam Gangguan Jiwa


    A.    SKIZOFRENIA
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang. Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak ” cacat ”.  
    B.     DEPRESI
Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya. Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam.
Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi. Individu yang menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktifitas. Depresi dianggap normal terhadap banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang mulai pulih.
    C.    KECEMASAN
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya. Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik. Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali. Intensitas kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat tingkatan yang meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik
     D.     GANGGUAN KEPRIBADIAN
Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia) dan gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan gangguan intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian: kepribadian paranoid, kepribadian scizoid, kepribadian chizotypal, kepribadian borderline, kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif, kepribadian avoidant, kepribadian histrionik, kepribadian antisosial, Kepribadian narcissistic, kepribadian dependent
E.   GANGGUAN MENTAL ORGANIK


Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut dan menahun.
       F.     GANGGUAN PSIKOSOMATIK
Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah. Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.
       G.    RETARDASI MENTAL
Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan social. 

       H.     GANGGUAN PERILAKU PADA MASA ANAK DAN REMAJA
Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat. Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Pada gangguan otak seperti trauma kepala, ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan kepribadian.Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dicegah. 
      I.    NEURASTHENIA
Dalam istilah kedokteran, diartikan sebagai lemah syaraf, keadaan lemah sususan syaraf yang mudah kena rangsangan, hal pemarah dan sempit hati yang sangat disertai kehilangan tenaga badan, ada yang bawaan sejak lahir, ada yang karena sakit, keracunan tau rohani terlalu payah atau telah berat penderitaannya
Menurut peru, neurastenia terjadi sebagai akibat dari kepayahan yang terjadi karena lamanya orang itu mengalami konflik jiwa yang menguasainya, akibat dari itu syarafnya terpengaruh oleh perubahan kimiawi yang terjadi pada makhluk hidup dan yang pertama diserangnya adalah syaraf.
Gejala – gejala pokok neurastenia adalah :
1.      Kelemahan umum
2.      Merasa tidak enak
3.      Tidak mampu meneruskan pemikiran tentang masalah tertentu
4.      Sukar mengingat dan konsentrasi
5.      Terlalu lamban dan setiap waktu akan roboh
6.      Sangat peka terhadap cahaya dan suara
Gejala – gejala sekunder neurastenia adalah:
1.      Tidak bisa tidur
2.      Sakit kepala yang kadang serasa menekan
3.      Menyangka – nyangka sakit
4.      Dikuasai pemikiran tentang mati
5.      Takut akan penyakit. 

Sabtu, 03 Januari 2015

Peran dan Fungsi Mahasiswa


Peran               :  Hal yang besar pengaruhnya pada suatu peristiwa
Fungsi              :  Kegunaan suatu hal, pekerjaan yang dilakukan, kedudukan atau tugas
Mahasiswa       :  Orang yg belajar (pelajar) di perguruan tinggi dengan waktu tertentu sesuai    dengan bidang yang diminatinya.

Peran Fungsi Mahasiswa adalah suatu kedudukan/tugas yang dilakukan seorang pelajar perguruan tinggi (mahasiswa) untuk memberikan pengaruh pada suatu peristiwa.

1. Generasi Perubahan
Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Artinya jika ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya.
Mahasiswa adalah salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke arah lebih baik. hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek yang cukup bagus dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah.

Hal-hal yang menunjang :

-           Kesadaran Sosial (kesadaran tentang kehidupan masyarakat, mengerti keadaan yang berkenaan dengan masyarakat, perlu diadakan komunikasi)

-            Kematangan Berpikir (sudah dipikirkan (dipertimbangkan) baik-baik)
                                     Sikap Intelektual

 2. Generasi Pengontrol

Sebagai generasi pengontorol seorang mahasiswadiharapkan mampu mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dengan lingkungan. Mahasiswa diupayakan agar mampu mengkritik,memberi saran dan memberi solusi jika keadaan sosial bangsa sudah tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa,memiliki kepekaan, kepedulian, dan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi yang teraktual. Asumsi yang kita harapkan dengan perubahan kondisi social masyarakat tentu akan berimbas pada perubahan bangsa. Intinya mahasiswa diharapkan memiliki sense of belonging yang tinggi sehingga mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Tugas inilah yang  dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang senantiasa mencarikan solusi berbagai problem yang sedang menyelimuti mereka.





Hal-hal yang menunjang :

-            Kemantapan Spiritual yang stabil, aman, teguh hati, tetap tidak berubah yang    berhubungan dengan kejiwaan (rohani/batin)

-            Integritas Pribadi dan ketauladanan

 3. Generasi Penerus

 Sebagai tulang punggung bangsa di masa depan, mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintahan kelak. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam hal ini mahasiswa diartikan sebagai cadangan masa depan. Pada saat menjadi mahasiswa kita diberikan banyak pelajaran, pengalaman yang suatu saat nanti akan kita pergunakan untuk membangun bangsa ini.

Hal-hal yang menunjang :

-           Kemandirian (bersifat keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain)

-           Tanggung jawab pembelajaran diaman keadaan wajib menanggung segala sesuatunya kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb

-                Penguasaan Iptek dan kepemimpinan

 4. Gerakan Moral

Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat, diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal yang menyimpamg dari norma yang ada, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan. Mahasiswa sendiripun harus punya moral yang baik agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan juga harus bisa merubah ke arah yang lebih baik jika moral bangsa sudah sangat buruk, baik melalui kritik secara diplomatis ataupun aksi.



Hal-hal yang menunjang :

-            Mampu terjun dalam lingkungan apapun

-            Tanggung jawab (keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb)

-            Tanggap dan kritis (segera mengetahui keadaan dan memperhatikan sungguh-sungguh, cepat dapat mengetahui dan menyadari gejala yg timbul)

5. Guardian of Value

Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat. Apa yang harus dijaga adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya.
Penjelasan Guardian of Value sebagai penjaga nilai-nilai yang sudah ada juga memiliki kelemahan yaitu bilamana terjadi sebuah pergeseran nilai, dan nilai yang telah bergeser tersebut sudah terlanjur menjadi sebuah parameter kebaikan di masyarakat, maka kita akan kesulitan dalam memandang arti kebenaran nilai itu sendiri.


Sedang fungsi mahasiswa sendiri yaitu ada 2, yaitu:

-               Menjadi insan yang kritis akan apa yang terjadi di sekitarnya.

Sebagai generasi yang memiliki bekal  dimana memiliki kemampuan intelektual yang tinggi serta cara berpikir yang luas mahasiswa harus mampu mengkritisi segala hal yang dianggap tidak seharusnya terjadi di sekitarnya

-                Menjadi insan yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu.

Seorang mahasiswa harus selalu berkembang dalam hidupnya, dimana dia tidak boleh diam dalam satu tempat saja.