ABSTRAK
Manusia merupakan mahkluk monodualisme
yaitu makhluk individual dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu,
manusia melakukan suatu hal yang sesuai
kehendaknya. Kemudian sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan
bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi, dewasa ini sering
terjadi manusia berinteraksi dengan manusia lain karenan memang ada
kebutuhannya saja tanpa melibatkan perasaan , simpati, dan sugesti. Melalui
layanan konseling kelompok diasumsi dapat meningkatkan interaksi sosial karena
bisa melibatkan perasaan.
Kata Kunci
: Interaksi sosial, konseling kelompok
Pendahuluan
Manusia
dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu
sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi
sosial. Interaksi sosial dapat terjadi
oleh siapa, kapan, dan dimana saja. Interaksi sosial akan terjadi jika terdapat dua
orang atau lebih yang saling berkomunikasi, baik secara langsung seperti
melalui kegiatan berbincang-bincang, berdiskusi, bahkan perkelahian maupun
secara tidak langsung dengan bantuan alat komunikasi yang dewasa ini semakin
canggih seperti handphone, telepon rumah, surat, dan sebagainya.
Manusia tidak akan
pernah bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Menjaga hubungan baik
dengan orang lain adalah penting. Dikatakan penting karena manusia selalu
membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, membina
hubungan baik dengan orang lain sangatlah diperlukan. Berinteraksi sosial tidak
hanya berkomunikasi saja, melainkan melibatkan suatu perasaan atau emosional di
semua pihak. Dewasa ini, seringkali interaksi sosial yang terjadi pada tempat
tertentu bisa dikatakan kurang. Khususnya dikalangan mahasiswa saat ini, rasa
individualis mulai tumbuh kembang dalam hati mereka. Banyak yang tidak saling kenal
padahal satu kost. Ini menunjukkan bahwa interaksi sosial tidak terjadi penuh
dikalangan mahasiswa.
Dari berbagai uraian
diatas, diperlukan suatu hal yang dapat meningkatkan interaksi sosial pada
individu satu dengan individu lainnya. Jadi rumusan masalah dalam artikel ini
yaitu bagaimana cara meningkatkan interaksi sosial melalui layanan konseling
kelompok. Sebenarnya, banyak cara untuk meningkatkan interaksi sosial. Akan
tetapi, penulis lebih memilih cara melalui layanan konseling kelompok.
Alasannya, dalam konseling kelompok akan melibatkan perasaan dan emosi antar
anggota satu dengan anggota lainnya.
Pembahasan
Interaksi Sosial
Manusia
merupakan makhluk sosial yang berarti manusia akan selalu mengadakan hubungan
dengan orang lain dalam memenuhi segala macam kebutuhannya. Sugiyo (2006:20)
menjelaskan bahwa “interaksi interaksi ditentukan oleh waktu, situasi, dan kepentingan-kepentingan
yang mengakibatkan terjadinya interaksi tersebut”. Jadi dalam berinteraksi sosial
tidak melibatkan satu pihak saja, melainkan dua atau lebih dari dua pihak.
Dalam berinteraksi bisa terjadi saling mempengaruhi dalam pikiran maupun tindakan.
Kemudian ada dua syarat berlangsungnya
proses interaksi yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi (Mar’at dalam Sugiyo,
2006:21). Kontak sosial berarti seorang bisa berhubungan dengan orang lain baik
secara verbal maupun non verbal. Komunikasi juga diperlukan sebagai syarat
terjadinya interaksi sosial dimana komunikasi merupakan proses bertukar pesan
atau pikiran dari pihak-pihak yang melakukan interaksi tersebut. Komunikan juga
harus dapat menafsirkan pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pihak yang
terlibat dalam komunikasi bisa disebut sebagai komunikan ketika memberi respon
(mendengarkan) dan bisa juga disebut sebagai komunikator ketika akan menanggapi
atau memberi informasi/pesan.
Sugiyo (2006:21) menjelaskan bahwa “interaksi sebenarnya
merupakan proses yang cukup kompleks meskipun terlihat sederhana. Akan tetapi,
yang terjadi adalah tidak sesederhana itu, perilaku individu didalamnya
banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor psikologis”. Faktor – faktor
yang mempengaruhi interaksi sosial diantaranya:
a.
Sugesti
yaitu suatu proses
pemberian pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara
tertentu sehingga papndangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berpikir
panjang.
b.
Imitasi yaitu proses belajar
seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Melalui proses
imitasi seseorang dapat mempelajari nilai dan norma dalam masyarakat, dan dapat
juga menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.
c.
Simpati merupakan suatu proses di
mana seseorang ikut merasakan apa yang dialami oleh orang lain, seolah-olah
berada dalam keadaan orang lain. Dalam proses ini, perasaan memegang peranan
penting. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka
terhadap seorang gadis/sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta
kasih/kasih sayang.
d.
Identifikasi merupakan kecenderungan atau
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang yang dikagumi
atau orang yang diidolakan. Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat
dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan
ayah nya
Konseling Kelompok
Layanan
konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Konseling kelompok
pada hakekatnya adalah wawancara, konseling
antara konselor professional sebagai pemimpin kelompok untuk memecahkan masalah
dengan pertimbangan pribadi para anggota kelompok dengan memanfaatkan dinamika
kelompok. Konseling kelompok memberikan
kemudahan dalam pertumbuhan dan
perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan
dan motivasi kepada individu untuk membuat perubahan-perubahan atau bertindak
dengan memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dapat mengaktualisasikan
diri. Layanan konseling kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok
untuk beriteraksi antarpribadi yang khas yang tidak mungkin terjadi pada layanan konseling individu atau
perorangan.
Setiap layanan
yang ada pada bimbingan dan konseling, pastinya akan ada tujuan dari setiap
layanan. Menurut Winkel (2004:593) tujuan layanan konseling kelompok yaitu..
a) Masing-masing anggota kelompok
memahami dirinya dengan baik dan menemukan dirinya sendiri. berdasarkan
pemahaman diri itu dia lebih rela
menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya.
b)
Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan
berkomunikasi satu sama lain sehingga mereka dapat saling
memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas pada fase perkembangan
mereka.
c)
Para anggota kelompok memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri,
mula-mula dalam kontra antar pribadi
didalam kelompok dan kemudian juga dalam
kehidupan sehari-hari diluar kehidupan kelompoknya.
d)
Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih marnpu menghayati
perasaan orang lain. Kepekaan dan
penghayatan ini akan lebih mambuat mereka lebih
sensitif juga terhadap kebutuhan-kebutuhan dan perasaanperasaan sendiri.
e)
Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu
sasaran yang ingin mereka capai,
yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang
lebih konstruktif
f)
Para anggota kelompok lebih berani melangkah maju dan menerima resiko yang wajar dalam bertindak, dari pada
tinggal diam dan tidak berbuat apa-apa.
g)
Para anggota kelompok lebih menyadari dan menghayati makna dan kehidupan manusia sebagai kehidupan
bersama,yang mengandung tuntutan
menerima orang lain dan harapan akan diterima orang lain.
h)
Masing-masing anggota kelompok semakin menyadari bahwa halhal yang
memprihatinkan bagi dirinya sendiri kerap
juga menmbulkankan rasa prihatin
dalam hati orang lain. Dengan, demikian dia tidak merasa teiisolir, atau
seolah-olah hanya dialah yang mengalami
ini dan itu.
Meningkatkan Interaksi Sosial
Melalui Layanan Konseling Kelompok
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara
individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara
kelompok dengan kelompok. Proses berlangsungnya interaksi harus ada syarat yang
harus dipenuhi. Syarat tersebut adalah kontak sosial dan komunikasi. Apabila
tidak ada syarat tersebut, mustahil bila terjadi interaksi sosial. Interaksi
antara individu yang satu dengan individu lainnya sangat berbeda sekali. Kadang
ada individu yang mempunyai hubungan interaksi yang baik dengan lingkungannya,
yaitu lingkungan interaksi dengan teman yang dekat dengan rumahnya, dengan
teman kuliah atau sekolah dan yang tidak kalah pentingnya dengan masyarakat
sekitar. Tetapi ada juga individu yang mempunyai hubungan interaksi sosial yang
tidak baik juga dengan lingkungan – lingkungan ynag ada disekitarnya tersebut.
Individu yang tidak mempunyai hubungan interaksi
sosial yang baik, mungkin bisa disebabkan karena faktor – faktor tertentu.
Faktor tersebut berupa faktor imitasi, identifikasi, simpati, empati, sugesti
maupun motivasi. Disamping faktor interaksi tersebut juga mungkin disebabkan
karena tidak adanya komunikasi diantara individu yang satu dengan yang lainnya.
Komunikasi ini sangat penting sekali dalam melakukan interaksi, karena jika
tidak ada komunikasi dari kedua belah pihak, sangat mustahil bila interaksi
tersebut dapat terjadi.
Sebenarnya interaksi sosial ini dapat dilakukan dimana,
kapan, dan oleh siapa saja tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Salah satunya
interaksi sosial yang terjadi dalam layanan konseling kelompok. Anggotanya enam
sampai sepuluh orang dan sebelumnya kadang ada yang belum kenal. Mereka dipandu
oleh seorang konselor untuk menceritakan masalah pribadi mereka yang mengganggu
aktivitas sehari-hari. Kemudian setelah mereka masing-masing menceritakan
masalahnya, akan dipilih salah satu masalah yang menarik untuk dibahas dan
diselesaikan sesuai dengan persetujuan anggota kelompok. Walaupun mereka belum
kenal lama setelah membahas suatu masalah dari salah satu anggota kelompok akan
ada rasa simpati, empati, sugesti pada
salah satu anggota kelompok yang dibahas masalahnya. Tentunya hal tersebut
dapat mempengaruhi interaksi sosial dalam anggota kelompok tersebut. Hubungan
yang terjadi akan tambah erat karena adanya rasa empati, simpati maupun sugesti
dalam pembahasan masalah walaupun sebelumya mereka tidak saling kenal.
Penutup
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara
individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara
kelompok dengan kelompok. Dalam melakukan interaksi, harus ada syarat yang
harus dipenuhi. Syarat tersebut adalah kontak sosial dan komunikasi. Disamping
syarat tersebut, juga ada faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial itu
sendiri, yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati. Dalam
layanan konseling kelompok dimana ada pembahasan masalah pada salah satu
anggota dapat mempererat hubungan antaranggota kelompok walaupun sebelumnya ada
yang saling tidak mengenal tetapi bisa memiliki rasa empati maupun simpati yang
mempengaruhi interaksi sosial
Daftar
Rujukan
Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial. FIP UNNES
Winkel, W.S dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi