Pages - Menu

Minggu, 04 Januari 2015

Penyebab Gangguan Kesehatan Mental Anak Dalam Keluarga




2.1    SEBAB-SEBAB GANGGUAN KESEHATAN MENTAL ANAK DALAM KELUARGA

Ada beberapa kondisi yang bisa menggangggu kesehatan mental anak, kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
2.3.1        Pertentangan Norma dalam Keluarga
Pertentangan norma dalam keluarga bisa terjadi dalam bentuk:
1)   Pertentangan norma antara ayah dengan ibu terhadap tingkah laku anak.
2)   Pertentangan norma antara norma orang tua dengan norma kelompok anak.
3)   Pertentangan norma antara norma orang tua dengan norma masyarakat.
4)   Pertentangan antara norma keluarga dengan realitas dalam kehidupan.
Akibat yang mungkin terjadi pada anak:
1)   Anak mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan keluarga maupun masyarakat.
2)   Dari hasil penelitian, orang tua anak nakal lebih banyak saling bertentangan (14,52%) sedang pada anak biasa lebih sedikit (7,62%).
3)    Bila pertentangan norma dalam keluarga ini sampai mengakibatkan keluarga itu pecah, maka akibatnya semakin fatal; dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ± 51% anak delnquent berasal dari broken home, dan 49% masih hidup bersama (Simandjuntak, 1983: 133 dalam Prasetyo dan Sutoyo, 2000: 48).

2.3.2        Frustasi dalam Keluarga
Frustasi dalam keluarga ini disebabkan beberapa hal, antara lain: depresi ekonomi, keadaan darurat perang, dan meninggalnya salah satu atau kedua orang tua. Keadaan ini menyebabkan anak mengalami frustasi lazim dikenal dengan istilah “Frustasi Ekstern”.
Ada pula frustasi intern, frustasi ini timbul dari sebab-sebab yang sifatnya tidak begitu rasional tetapi berakibat serius misalnya seorang anak mempunyai keinginan yang kuat tetapi karena orang tua terlalu keras atau mungkin karena tidak mau memahami keinginan anak.
Akibat yang mungkin terjadi pada anak yaitu:
1)   Anak menyesali dirinya sendiri.
2)   Anak mengalami konflik batin.
3)   Dari penelitian terhadap anak nakal diperoleh keterangan bahwa anak-anak yang tidak pernah menceritakan keinginannya pada orang tua adalah lebih besar; pada anak-anak nakal 37%, pada anak-anak biasa 15%  (Simandjuntak, 1983: 135 dalam Prasetyo dan Sutoyo, 2000: 48).

2.3.3        Penolakan Anak oleh Orang Tua
Sikap ini muncul karena peneriamaan orang tua yang salah terhadap lahirnya anak, hal itu terjadi karena anak lahir kurang/tidak dikehendaki; ini terjadi karena hubungan suami istri yang tidak sah/atau di luar nikah, atau mungkin karena anak dirasa sudah cukup.
Akibat yang mungkin terjadi pada anak yaitu:
1)   Anak tidak merasa bahagia.
2)   Timbul rasa berontak kepada orang tua atas perlakuan yang mereka terima.
3)   Rumah dirasa sebagai tekanan sehingga anak ingin lari dari rumah.
4)   Anak menjadi tidak lancar bergaul.
5)   Anak cenderung menyendiri dan mengasingkan diri dari pergaulan.
6)   Anak menjadi agresif, apatis, dan tidak tenang.
7)   Takut terhadap banyak hal dan kurang afeksi yang normal terhadap orang lain.
 2.3.1        Kehilangan Pemeliharaan Ibu
Tidak semua ibu dapat memelihara langsung kepada anaknya, banyak terjadi ibu menyerahkan sebagian besar tugas memelihara anak ini kepada pembantunya atau saudaranya. Hal ini disebabkan karena:
1)   Karena ibu harus bekerja sehari-hari.
2)   Karena ibu menderita sakit yang cukup lama.
3)   Suasana rumah tangga yang tidak tenang, misal ayah yang pemabuk, sering cek-cok dengan ibu.
Menurut Prof. Dr. Mustofa Fahmi, akibat yang bisa terjadi pada anak yaitu:
1)   Bila tidak mendapat pemeliharaan ibu sejak usia 1-4 tahun maka akan mengakibatkan pertumbuhan jasmani, rohani, dan sosialnya akan terlambat.
2)   Jika anak semakin lama tinggal di yayasan dan jauh dari lingkungan keluarga, semakin menurun pula pertumbuhannya.
3)   Anak nakal lebih banyak diperoleh dari rumah tangga yang anggota keluarganya lebih sering tidak ada di rumah.

2.3.2        Anak Merasa Kurang Diperhatikan atau Kurang Disayangi
Ada beberapa sebab anak merasa kurang disayangi oleh orang tuanya, antara lain adalah:
1)   Orang tua kurang memperhatika pemeliharaan anak.
2)   Terpisahnya anak dari orang tua.
3)   Ancaman dengan berbagai hukum.
4)   Terlalu banyak peringatan kepada anak.
5)   Menghina anak dengan beberapa macam bentuk.
6)   Bapak atau ibu sering menggerutu bila anak meminta sesuatu kepadanya.
Akibat yang mungkin timbul pada anak:
1)   Anak melakukan berbagai tindakan untuk menarik perhatian orang tuanya, misalnya: teriakan, tertawa keras, menggerutu, mengeluh, nakal, dan merusak barang-barang.
2)   Menarik perhatian orang tua supaya menjaganya, misalnya: mengaku sakit berkali-kali, tidak mau makan, ngompol.
3)   Berontak, agresif, dan keras kepala.
4)   Tingkah laku yang menunjukkan keperihan, iri, tidak puas, dendam, dan acuh tak acuh.
2.3.1        Toleransi Orang Tua Berlebihan Terhadap Anak
Beberapa hal yang menyebabkan orang tua terlalu toleran (pemaaf) terhadap anaknya antara lain:
1)   Hubungan suami istri yang tidak didasari rasa kasih sayang, menyebabkan ibu lebih memanjakan anak.
2)   Tidak terpenuhinya kebutuhan seksual pada istri.
3)   Ayah si anak meninggal dunia dan sering kali pergi, sehingga ibu lebih perhatian secara berlebihan.
4)   Karena nenek terlalu sayang kepada cucunya.
5)   Ibu yang pada waktu kecilnya dulu kurang kasih sayang orang tuanya.
6)   Karena orang tua mengambil alih (identifikasi) terhadap tingkah laku orang tua mereka terhadap mereka pada waktu kecil.
Akibat negatif yang timbul pada anak:
1)   Emosi tidak matang (masih seperti anak kecil walau sudah dewasa).
2)   Anak tidak pandai mengisi waktu sendirian.
3)   Anak tidak merasakan tanggung jawab dan tidak menghargai tanggung jawab.

2.3.2        Pemeliharaan yang Berlebihan
Bentuk-bentuknya antara lain:
1)   Orang tua terlalu memperhatikan kesehatan anaknya.
2)   Orang tua yang terlalu cemas terhadap keselamatan anak-anaknya dari bahaya.
3)   Sering datang ke sekolah karena takut tentang macam pelajaran yang diberikan kepada anaknya di sekolah.
4)   Orang tua merasa sengsara apabila mendengar anaknya mengucapkan kata-kata kkurang sopan sehingga sangat mengawasinya.
5)   Orang tua berlebihan dan aturan dalam menjaga kebersihan, makanan, dan kesehatan anaknya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISKAN KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN :)